JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar ponsel bagaikan panas dingin menghadapi pemain baru yang produknya inovatif tapi berharga murah. Siapa lagi yang dimaksud jika bukan Xiaomi, produsen ponsel asal Tiongkok yang bertengger di posisi lima dunia.
Tanpa menyebut merek, Agus Sugiharto, MIDH Business Head Lenovo Indonesia, mengatakan Lenovo sudah punya kiat menghadapi serbuan "smartphone murah" tersebut.
Berbicara di sela-sela peluncuran Lenovo S850 di Jakarta, Kamis (22/8/2014) Agus mengatakan Lenovo memiliki model distribusi dan pemasaran yang bisa menjadi diferensiasi.
Menurut Agus, model distribusi dan pemasaran yang hanya mengandalkan metode online memiliki kelemahan di Indonesia. Karena tak semua wilayah Indonesia memiliki koneksi internet yang baik.
"Indonesia itu wilayahnya luas, koneksi internetnya juga belum merata," terang Agus.
Sedangkan Lenovo, ujarnya, melakukan distribusi lewat gerai-gerai ritel. Lewat gerai-gerai itu, Agus mengatakan Lenovo bisa menjamah konsumen yang tidak terjangkau oleh internet.
Saat ini Lenovo bekerjasama dengan Trikomsel, pemegang gerai Oke Shop dan Global Teleshop yang diklaim telah memiliki 1.000 toko di 250 kota di Indonesia.
Marketing Manager Lenovo Indonesia, Miranda V. Warokka menambahkan, selain model distribusi, Lenovo juga menjamin keberlangsungan produk-produknya.
Hal itu menurutnya dilakukan dengan memberikan layanan purna jual. "Sebagai vendor smartphone branded, maka Lenovo juga harus bertanggung jawab terhadap produk yang dijualnya," kata Miranda.
Bagaimana Lenovo Menghadapi "Ponsel Murah"?
In
//
//
Leave a Comment
0 komentar:
Posting Komentar